Jujur Bersuara

HEADLINE

Dorong Produktivitas Petani, Lampung Barat Kembangkan Kawasan Lada Seluas 75 Hektare



Lampung Barat — Pemerintah Kabupaten Lampung Barat melalui Dinas Perkebunan dan Peternakan resmi melaksanakan Program Pengembangan Kawasan Tanaman Lada seluas 75 hektare yang tersebar di tiga kecamatan. Program ini bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Kementerian Pertanian Republik Indonesia melalui skema nilai tambah dan daya saing industri kegiatan hilirisasi hasil perkebunan untuk komoditas lada.


Pelaksanaan program tersebut didasarkan pada Surat Keputusan Direktur Jenderal Perkebunan Nomor 1443/KB.110/E.3/20/2025 tanggal 30 April 2025, terkait permintaan anggota tim teknis, calon petani, serta calon lokasi (CP/CL).





Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Lampung Barat, Yuda Setiawan, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya memperkuat posisi Lampung Barat sebagai salah satu daerah penghasil lada potensial di Provinsi Lampung, sekaligus menjawab tantangan rendahnya produktivitas akibat tanaman yang sudah tua dan tidak lagi optimal.


“Program ini bukan sekadar membangun kebun baru, tetapi merupakan langkah strategis pemerintah dalam meningkatkan produktivitas, memperkuat hilirisasi, dan meningkatkan daya saing petani lada di Lampung Barat,” jelas Yuda, Rabu (03/12/2025).


Yuda juga menambahkan bahwa program ini adalah tindak lanjut dari audiensi dan kunjungan kerja Bupati Lampung Barat ke Kementerian Pertanian pada 23 April 2025, di mana pemerintah daerah mengusulkan peremajaan dan pengembangan kawasan tanaman lada.


Dalam pelaksanaannya, program ini melibatkan 7 kelompok tani dengan total luasan 75 hektare. Lokasi pengembangan berada di 2 kecamatan, yakni:

Kecamatan Kebun Tebu

Kecamatan Air Hitam





Para penerima manfaat program tidak hanya mendapatkan bibit lada unggul, tetapi juga bantuan sarana pendukung seperti pupuk, prasarana penanaman, serta bimbingan teknis untuk memastikan implementasi di lapangan berjalan sesuai standar pertanian modern.


“Kami tidak ingin bantuan berhenti pada pemberian bibit. Pendampingan teknis dan monitoring akan menjadi fokus agar tanaman berkembang optimal dan benar-benar memberikan dampak ekonomi bagi petani,” tambah Yuda.


Bahkan program ini juga selaras dengan agenda nasional peningkatan hilirisasi komoditas perkebunan yang bertujuan memberikan nilai tambah di tingkat petani. Dengan demikian, Lampung Barat ke depan tidak hanya berperan sebagai pemasok bahan baku, tetapi memiliki peluang menuju industri olahan seperti lada bubuk, white pepper, hingga produk turunan ekspor bernilai tinggi.


Pemerintah daerah berharap implementasi program ini dapat menjadi langkah awal kebangkitan komoditas lada Lampung Barat, yang selama ini dikenal punya kualitas baik namun belum dikelola secara maksimal.


Pemkab Lampung Barat melalui Dinas Perkebunan dan Peternakan berkomitmen menjaga transparansi, efektivitas, serta keberlanjutan program.


“Kami berharap petani benar-benar memanfaatkan program ini dengan baik. Pemerintah akan terus melakukan evaluasi sehingga dampak ekonominya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat,” tegas Yuda.


Dengan adanya program ini, Lampung Barat diharapkan menjadi salah satu sentra lada nasional yang mampu meningkatkan pendapatan petani, memperkuat sektor perkebunan daerah, serta mendukung ketahanan ekonomi berbasis komoditas unggulan.(ADV)

Tidak ada komentar